MATERI :
Mengelola Informasi dalam Ceramah :
Pengertian Teks Ceramah
Ceramah merupakan penyampaian pesan, informasi, ataupun pengetahuan yang dilakukan oleh orang yang kompeten di bidangnya dan disampaikan di depan umum. Orang yang melakukan ceramah disebut penceramah. Sebelum berceramah, penceramah terlebih dahulu menyiapkan materi berbentuk teks ceramah sesuai dengan tema acara.
Nah, sementara itu, teks ceramah adalah transkripsi atau bentuk tertulis dari kegiatan menyampaikan pesan di depan umum. Tidak jarang, orang-orang menyebut ceramah sebagai pidato atau khotbah. Keduanya seringkali dianggap serupa karena isinya menyampaikan pesan di depan khalayak ramai. Namun, sebenarnya terdapat perbedaan antara ceramah, pidato, dan khotbah, loh! Di antaranya berikut ini:
- Pidato: pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak dan bersifat persuasif, yakni berisi ajakan ataupun dorongan kepada khalayak untuk berbuat sesuatu.
- Khotbah: pembicaraan di depan umum yang berisi penyampaian pengetahuan keagamaan, praktik beribadah, atau ajakan-ajakan keagamaan.
Tujuan Teks Ceramah
Saat sedang membuat teks ceramah, kamu harus memperhatikan tujuan ceramah itu sendiri, gais. Ada beberapa macam tujuan teks ceramah, di antaranya harus informatif, persuasif, dan rekreatif. Maksudnya apa ya?
1. Memberitahukan (informatif)
Ceramah informatif ditujukan untuk menambah pengetahuan pendengar. Misalnya, ceramah tentang peranan para pelajar pada masa perang kemerdekaan.
2. Memengaruhi (persuasif)
Ceramah persuasif bertujuan agar pendengar mempercayai, menyetujui, atau bahkan mengikuti ajakan pembicara. Misalnya, ceramah tentang hidup sehat dan menjaga kesehatan lingkungan.
3. Menghibur (rekreatif)
Ceramah rekreatif bertujuan agar pendengar merasa terhibur. Biasanya, ceramah ini banyak diwarnai oleh humor, anekdot, atau guyonan yang memancing tertawa pendengar.
Struktur Teks Ceramah
Seperti jenis teks lainnya, teks ceramah juga memiliki struktur. Adapun struktur teks ceramah, di antaranya sebagai berikut:
1. Tesis
Berisi pengenalan isu, masalah, ataupun pandangan pembicara tentang topik yang akan dibahas.
2. Rangkaian Argumen
Berisi pandangan-pandangan pembicara yang dipaparkan untuk mendukung tesis.
3. Penegasan Ulang
Berisi hasil penalaran, simpulan, maupun saran dari pembicara terkait topik yang dibahas.
Kaidah Kebahasaan Teks Ceramah
Nah, selain memperhatikan tujuan dan struktur teks ceramah, kamu juga perlu lhooo memahami kaidah kebahasaannya. Apa saja, ya? Berikut penjelasan lengkapnya!
1. Sapaan dengan kata ganti orang pertama (tunggal) dan kata ganti orang kedua jamak
Kata ganti orang pertama yang dimaksud antara lain seperti saya, aku, atau kami apabila penceramahnya mengatasnamakan kelompok.
Selain itu, teks ceramah juga sering menggunakan kata sapaan yang ditujukan pada orang banyak, seperti hadirin, kalian, bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-saudara.
2. Menggunakan kata teknis atau istilah
Teks ceramah biasanya banyak menggunakan kata-kata teknis atau peristilahan berkenaan dengan topik yang dibahas.
Contohnya pada teks ceramah tentang masalah kebahasaan, istilah-istilah yang muncul dalam teks adalah sarkastis, eufemistis, tata krama, etika berbahasa, dan sebagainya.
3. Menggunakan kata-kata yang menunjukkan hubungan sebab-akibat
Teks ceramah juga menggunakan kata-kata yang menunjukkan argumentasi sebab-akibat. Contohnya seperti jika… maka, sebab, karena, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu.
4. Menggunakan kata-kata yang menyatakan hubungan temporal
Selain itu, teks ceramah juga bisa menggunakan kata-kata yang menyatakan hubungan temporal atau perbandingan (pertentangan), seperti sebelum itu, kemudian, pada akhirnya, sebaliknya, berbeda halnya, namun.
5. Menggunakan kata kerja mental
Apa itu kata kerja mental? Kata kerja mental itu seperti diharapkan, memprihatinkan, memperkirakan, mengagumkan, menduga, berpendapat, berasumsi, menyimpulkan.
6. Menggunakan kata persuasif
Kata-kata persuasif yang umum digunakan antara lain seperti hendaklah, sebaiknya, diharapkan, perlu, harus.
Contoh Teks Ceramah
Oke, setelah memahami pengertian, tujuan, struktur, hingga kaidah kebahasaan teks ceramah, selanjutnya yuk kita belajar bersama-sama contoh naskah ceramah sesuai dalam berbagai tema berikut ini.
1. Contoh Teks Ceramah tentang Sikap Ikhlas
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Puji syukur selalu kita ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya kita bisa berkumpul di sini dalam keadaan sehat wal afiat. Kali ini, izinkanlah saya memberikan sepatah dua patah kata tentang sikap ikhlas.
Rasulullah SAW dalam sebuah hadits berkata, ”Allah tidak menerima amal kecuali dilakukan dengan ikhlas untuk mencari ridha Allah semata.”
Oleh karena itulah, segala hal yang kita lakukan harus dengan sikap ikhlas. Pasalnya, Allah SWT tidak akan menerima perbuatan apapun yang kita lakukan tanpa didasari rasa ikhlas.
Mulai sekarang, mari kita bersama-sama terus memupuk sikap ikhlas, terlebih ketika beramal. Tak perlu pamrih, biar Allah SWT yang menilai segala yang kita lakukan. Ingat selalu, kata kuncinya adalah ikhlas.
Demikian ceramah saya pada kali ini, semoga saya dan teman-teman sekalian bisa mengambil makna dari ceramah ini dan mengimplementasikannya di dunia nyata.
Wassalamualaikum wr. wb.
2. Contoh Teks Ceramah tentang Sikap Sabar
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Hadirin yang saya hormati, mari kita ucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang hingga detik ini masih mengaruniai hidup dan kesehatan.
Perlu kita ingat saudara-saudara bahwa sudah hampir setahun pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia. Pada situasi ini, mari kita belajar untuk sabar menghadapi musibah ini. Sabar menghadapi musibah ini.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 153, “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sholat dan sabar sebagai pelindungmu, sesungguhnya Allah SWT senantiasa bersama orang-orang yang sabar.”
Allah SWT senantiasa mengingatkan kita untuk sabar, salah satunya melalui ayat tersebut. Dengan sabar, kita akan terlindung dari segala emosi buruk yang justru memperkeruh suasana. . Dengan demikian, kita harus sabar menunggu situasi menjadi lebih baik salah satunya dengan terus menerapkan protokol kesehatan.
Demikian sedikit yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf bila ada salah kata atau ucapan yang kurang berkenan.
Wassalamualaikum wr.wb.
3. Contoh Teks Ceramah tentang Rasa Syukur
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Hadirin yang dirahmati Allah SWT,
Sudahkah teman-teman sekalian bersyukur hari ini? Syukur selain membawa ketenangan batin jika terus diterapkan akan membawa kenikmatan dalam hidup. Hal ini karena bersyukur mempunyai peranan yang penting dalam mengatur tindakan yang berangkat dari hati.
Jika kita melihat berbagai peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini, kita akan menyadari salah satu akar masalahnya adalah kurang bersyukur. Rasa kurang bersyukur yang dimiliki oleh manusia ini membawa banyak kekacauan. Oleh karena itu, dengan bersyukur yang benar pasti akan melahirkan perilaku yang baik dan tepat.
Mengenai sikap bersyukur ini, Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 152 dan 172, artinya seperti ini, “Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar.”
Dalam ayat satunya Allah berfirman yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu hanya menyembah kepada-Nya”
Dua ayat diatas jelas memerintahkan kita untuk bersyukur atas apa saja yang Allah SWT berikan kepada kita.
Selain itu, Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan pula baginya.” (HR. Muslim)
Saya kira cukup sampai di sini kita membahas pentingnya rasa syukur ini, semoga kita bisa mengamalkannya secara terus menerus dalam hidup ini.
Wabillahi taufiq wal hidayah, Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
4. Contoh Teks Ceramah tentang Menuntut Ilmu
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Syukur Alhamdulillah, sampai saat ini kita masih diberikan kesehatan oleh Allah SWT sehingga kita semua dapat berkumpul dalam acara ini. Selawat serta salam ‘tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Semoga kita semua mendapatkan syafaatnya pada hari akhir kelak. Aamiin.
Hadirin yang dirahmati Allah SWT, pada kesempatan ini, izinkan saya bercerita mengenai pentingnya menuntut ilmu. Tentu kita sadar, dengan ilmu pengetahuan kita akan mendapatkan pemahaman. Salah satunya betapa pentingnya menuntut ilmu sebagaimana telah diberikan contoh Allah melalui firman pertama yang turun. Bahwasanya Allah mengajari Nabi Muhammad SAW untuk membaca.
Surat Al Mujadalah ayat 11 juga menerangkan kepada kita tentang kedudukan orang yang menuntut ilmu. Allah akan meninggikan derajat orang-orang berilmu.
Tanpa ilmu pengetahuan, kita akan buta dengan apa yang ada di sekitar kita. Kita akan kesulitan menentukan arah benar dan salah. Oleh sebab itu, jangan pernah lelah dan berhenti menuntut ilmu.
Demikian yang saya tuturkan, apabila ada salah ucap saya mohon maaf. Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.
5. Contoh Teks Ceramah tentang Kematian
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Para hadirin, tak lupa selalu kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT. Atas limpahan karunia-Nya lah kita bisa berkumpul di sini dalam keadaan sebaik-baiknya.
Kesempatan ini biarkan lah saya memanfaatkannya untuk memberikan sepatah dua patah kata tentang kematian.
Para hadirin, apa yang paling dekat dengan kita? Bukan orang-orang yang kita cintai, bukan pula kekayaan. Perlu kita sadari, apa yang paling dekat dengan kita adalah kematian.
Surat Ali Imran ayat 185 telah menjelaskan bahwa kematian pasti akan menghampiri setiap manusia yang hidup di dunia. Soal waktu kapan datangnya, tidak ada satupun manusia yang mengetahui. Tidak ada manusia di bumi ini yang mengetahui kapan ajalnya menjemput.
Oleh karena itu, marilah kita mulai memupuk kebaikan dan amalan untuk bekal di akhirat kelak. Tidak ada yang bisa menolong diri kita sendiri, selain amal perbuatan baik.
Sekian ceramah tentang kematian dari saya. Semoga kita semua selalu terlindung dari siksa api neraka.
Wassalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh.
6. Contoh Teks Ceramah tentang Kesantunan dalam Berbicara
Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang berbahagia,
Pemilihan kata-kata oleh masyarakat akhir-akhir ini cenderung semakin menurun kesantunannya dibandingkan dengan zaman saya dahulu ketika kanak-kanak. Hal tersebut tampak pada ungkapan-ungkapan pada banyak kalangan dalam menyatakan pendapat dan perasaannya, seperti ketika berdemonstrasi ataupun rapat-rapat umum. Kata-kata mereka kasar atau bertendensi menyerang. Tentu saja, hal itu sangat menggores hati yang menerimanya.
Gejala yang sama terlihat pula pada penggunaan bahasa oleh para politisi kita, misalnya ketika melontarkan kritik terhadap kebijakan pemerintah. Tanggapan-tanggapan mereka terdengar pedas, vulgar, dan beberapa di antaranya cenderung provokatif. Padahal sebelumnya, pada zaman pemerintahan Orde Baru, pemakaian bahasa dibingkai secara santun lewat pemilihan kata yang dihaluskan maknanya (epimistis).
Kita pun tentu gelisah sebagai orang tua. Kita sering menyaksikan kebiasaan berbahasa anak-anak dan para remaja yang kasar dengan dibumbui sebutan-sebutan antarsesama yang sangat miris untuk didengar.
Fenomena tersebut menunjukkan adanya penurunan standar moral, agama, dan tata nilai yang berlaku dalam masyarakat itu. Ketidaksantunan berkaitan pula dengan rendahnya penghayatan masyarakat terhadap budayanya sebab kesantunan berbahasa itu tidak hanya berkaitan dengan ketepatan dalam pemilikan kata ataupun kalimat. Kesantunan itu berkaitan pula dengan adat pergaulan yang berlaku dalam masyarakat itu.
Penyebab utamanya adalah perkembangan masyarakat yang sudah tidak menghiraukan perubahan nilai-nilai kesantunan dan tata krama dalam suatu masyarakat. Misalnya, kesantunan (tata krama) yang berlaku pada zaman kerajaan yang berbeda dengan yang berlangsung pada masa kemerdekaan dan pada masa kini. Kesantunan juga berkaitan dengan tempat: nilai-nilai kesantunan di kantor berbeda dengan di pasar, di terminal, dan di rumah.
Pergaulan global dan pertukaran informasi juga membawa pengaruh pada pergeseran budaya, khususnya berkaitan dengan nilai-nilai kesantunan itu. Fenomena demikian menyebabkan para remaja dan anggota masyarakat lainnya gamang dalam berbahasa. Pada akhirnya mereka memiliki kaidah berbahasa yang mereka anggap bergengsi, tanpa mengindahkan kaidah bahasa yang sesungguhnya.
Sejalan dengan perubahan waktu dan tantangan global, banyak hambatan dalam upaya pembelajaran tata krama berbahasa. Misalnya, tayangan televisi yang bertolak belakang dengan prinsip tata kehidupan dan tata krama orang Timur. Sementara itu, sekolah juga kurang memperhatikan kesantunan berbahasa dan lebih mengutamakan kualitas otak siswa dalam penguasaan iptek.
Selain itu, kesantunan berbahasa sering pula diabaikan dalam lingkungan keluarga. Padahal, belajar bahasa sebaiknya dilaksanakan setiap hari agar anak dapat menghayati betul bahasa yang digunakannya. Anak belajar tata santun berbahasa mulai di lingkungan keluarga.
Nilai-nilai kesantunan berbahasa dalam beragama juga merupakan salah satu kewajiban manusia yang bentuknya berupa perkataan yang lembut dan tidak menyakiti orang lain. Kesantunan dipadankan dengan konsep qaulan karima yang berarti ucapan yang lemah lembut, penuh dengan pemuliaan, penghargaan, pengagungan, dan penghormatan kepada orang lain. Berbahasa santun juga sama maknanya dengan qaulan ma’rufa yang berarti berkata-kata yang sesuai dengan nilai-nilai yang diterima dalam masyarakat penutur.
Oleh karena itu, pendidikan etika berbahasa memiliki peranan yang sangat penting. Pemerolehan pendidikan kesantunan berbahasa sangat diperlukan sebagai salah satu syariat dalam beragama. Dengan kesantunan, dapat tercipta harmonisasi pergaulan dengan lingkungan sekitar. Penanaman kesantunan berbahasa juga sangat berpengaruh positif terhadap kematangan emosi seseorang. Semakin intens kesantunan berbahasa itu dapat ditanamkan, kematangan emosi itu akan semakin baik. Aktivitas berbahasa dengan emosi berkaitan erat. Kemarahan, kesenangan, kesedihan, dan sebagainya tercermin dalam kesantunan dan ketidaksantunan itu.
Berbahasa santun seharusnya sudah menjadi suatu tradisi yang dimiliki oleh setiap orang sejak kecil. Anak perlu dibina dan dididik berbahasa santun. Apabila dibiarkan, tidak mustahil rasa kesantunan itu akan hilang sehingga anak itu kemudian menjadi orang yang arogan, kasar, dan kering dari nilai-nilai etika dan agama. Tentu saja, kondisi itu tidak diharapkan oleh orangtua dan masyarakat manapun.
7. Contoh Teks Ceramah tentang Hari Pahlawan
Bapak-bapak dan ibu-ibu yang saya hormati,
Sebentar lagi kita akan sampai pada hari yang sangat bersejarah, yaitu tanggal 10 November atau yang disebut dengan Hari Pahlawan. Pada hari itu kita seluruh bangsa Indonesia akan mengenang kembali peristiwa besar sebagai momentum sejarah yang terjadi di Surabaya pada tanggal 10 November 1945.
Pertempuran hebat telah terjadi pada saat itu antara para patriot bangsa yang gagah berani melawan tentara Sekutu. Betapapun lengkap senjata tentara Sekutu, tetapi tidak sedikitpun bangsa Indonesia merasa takut dan kecil hati. Padahal pada waktu itu senjata yang kita miliki sebagian besar hanyalah bambu runcing. Sementara itu, pihak musuh telah menggunakan senjata-senjata berat dan modern. Akan tetapi, dengan bekal semangat yang menggelora serta keyakinan yang kuat, tak setapakpun mereka mundur bahkan terus maju menantang maut.
Hadirin yang berbahagia,
Kita yakin bahwa para pejuang yang gugur di medan pertempuran di Surabaya tanggal 10 November 1945 melawan tentara sekutu yang angkuh dan angkara murka itu mati syahid. Oleh sebab itu, sudah sewajarnyalah jika kita bangsa Indonesia menghormati jasa mereka dengan memanjatkan doa kepada Allah agar arwah mereka diterima-Nya dengan kemuliaan yang setinggi-tingginya. Semoga mereka diampuni segala dosanya dan dilimpahi rahmat yang sebanyak-banyaknya.
Di samping itu perlu kita ketahui bahwa menghormati jasa para pahlawan bukan saja kita harus mendoakan mereka, tetapi yang lebih penting lagi ialah meneladani mereka dengan penuh semangat serta meneruskan perjuangan mereka dengan tekad yang bulat. Barangkali akan menyesallah mereka jika para generasi muda tidak berani menegakkan kebenaran dan keadilan serta tidak berani menyirnakan kemungkaran.
Saudara-saudaraku yang berbahagia,
Bukanlah bangsa yang besar, jika kita tidak bisa menghormati para pahlawan yang telah gugur mendahului kita. Keberanian dan tekad mereka, kita jadikan cermin pemandu yang dapat membimbing kita menuju kepada keutamaan amal dan menyemangati kita untuk berjuang dalam usaha membangun negara dan bangsa yang aman, tenteram, dan sentosa.
Akhirnya, marilah kita panjatkan doa semoga arwah para pahlawan kita diterima di sisi Allah dengan kemuliaan yang setinggi-tingginya. Kemudian, semoga kita dan anak cucu kita bisa mengambil suri teladan untuk diamalkan dalam membangun negara yang aman, sentosa, adil, dan makmur.
8. Contoh Teks Ceramah tentang Penggunaan Bahasa Antar Pelajar
Saudara-saudara yang baik hati, suatu ketika saya melihat beberapa orang siswa asyik berjalan di depan sebuah kelas dengan langkahnya yang cukup membuat orang di sekitarnya merasa bising. Terdengar percakapan di antara mereka yang kira-kira begini, “Punya gua kemarin hilang.” Terdengar pula sahutan salah seorang mereka, “Lho, kalau punya gua, sama elu kemanain?”
Tak menyangka, salah seorang siswa di samping saya juga memperhatikan percakapan mereka. Ia kemudian nyeletuk, “Gua apa: Gua Selarong atau Gua Jepang?”
Beberapa siswa yang mendengarnya tertawa kecil. Di antara mereka ada yang berbisik, “Serasa di Terminal Kampung Rambutan, ye…?”
Peristiwa tersebut menggambarkan bahwa ada dua kelompok siswa yang memiliki sikap berbahasa yang berbeda di sekolah tersebut. Kelompok pertama adalah mereka yang kurang memiliki kepedulian terhadap penggunaan bahasa yang baik dan benar. Hal ini tampak pada ragam bahasa yang mereka gunakan yang menurut sindiran siswa kelompok kedua sebagai ragam bahasa Kampung Rambutan. Bahasanya orang-orang Betawi.
Dari komentar-komentarnya, kelompok siswa kedua memiliki sikap kritis terhadap kaidah penggunaan bahasa temannya. Mereka mengetahui makna gua yang benar dalam bahasa Indonesia adalah ‘lubang besar pada kaki gunung’. Dengan makna tersebut, kata gua seharusnya ditujukan untuk penyebutan nama tempat, seperti Gua Selarong, Gua Jepang, Gua Pamijahan, dan seterusnya; dan bukannya pengganti orang (persona).
Sangat beruntung, sekolah saya itu masih memiliki kelompok siswa yang peduli terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Padahal kebanyakan sekolah, penggunaan bahasa para siswanya cenderung lebih tidak terkontrol. Yang dominan adalah ragam bahasa pasar atau bahasa gaul. Yang banyak terdengar adalah pilihan kata seperti elu-gua.
Bapak-bapak dan Ibu-ibu, prasangka baik saya waktu itu bukannya mereka tidak memahami akan perlunya ketertiban berbahasa di lingkungan sekolah. Saya berkeyakinan bahwa doktrin tentang “berbahasa Indonesialah dengan baik dan benar” telah mereka peroleh jauh-jauh sebelumnya, sejak SMP atau bahkan sejak mereka SD. Saya melihat ketidakberesan mereka berbahasa, antara lain, disebabkan oleh kekurangwibawaan bahasa Indonesia itu sendiri di mata mereka.
Ragam bahasa Indonesia ragam baku mereka anggap kurang “asyik” dibandingkan dengan bahasa gaul, lebih-lebih dengan bahasa asing, baik itu dalam pergaulan ataupun ketika mereka sudah masuk dunia kerja. Tuntutan kehidupan modern telah membelokkan apresiasi para siswa itu terhadap bahasanya sendiri. Bahasa asing berkesan lebih bergengsi. Pelajaran bahasa Indonesia tak jarang ditanggapi dengan sikap sinis. Mereka merasa lebih asyik dengan mengikuti pelajaran bahasa Inggris atau mata kuliah lainnya.
Dalam kehidupan masyarakat umum pun, kinerja bahasa Indonesia memang menunjukkan kondisi yang semakin tidak menggembirakan. Setelah Badan Bahasa tidak lagi menunjukkan peran aktifnya, bahasa Indonesia menunjukkan perkembangan ironis. Bahasa Indonesia digunakan seenaknya sendiri; tidak hanya oleh kalangan terpelajar, tetapi juga oleh para pejabat dan wakil rakyat.
Seorang pejabat negara berkata dalam sebuah wawancara televisi, “Content undang-undang tersebut nggak begitu, kok. Ada dua item yang harus kita perhatikan di dalamnya.” Pejabat tersebut tampaknya merasa dirinya lebih hebat dengan menggunakan kata content daripada kata isi atau kata item daripada kata bagian atau hal.
Penggunaan bahasa yang acak-acakan juga banyak dipelopori oleh kalangan pebisnis. Badan usaha, pemilik toko, dan pemasang iklan kian pandai menggunakan bahasa asing. Seorang pengusaha salon lebih merasa bergaya dengan nama usahanya yang berlabel Susi Salon daripada Salon Susi atau pengusaha kue lebih percaya diri dengan tokonya yang bernama Lutfita Cake daripada Toko Kue Lutfita. Akan terasa aneh terdengarnya apabila kemudian PT Jasa Marga ikut-ikutan menamai jalan-jalan di Bandung dan di kota-kota lainnya, misalnya, menjadi Sudirman Jalan, Kartini Jalan, Soekarno-Hatta Jalan.
Hadirin yang berbahagia, kalangan terpelajar dengan julukan hebatnya sebagai “tulang punggung negara, harapan masa depan bangsa” seharusnya tidak larut dengan kebiasaan seperti itu. Para siswa justru harus menunjukkan kelas tersendiri dalam hal berbahasa.
Intensitas para siswa dalam memahami literatur-literatur ilmiah sesungguhnya merupakan sarana efektif dalam mengakrabi ragam bahasa baku. Dari literatur-literatur tersebut mereka dapat mencontoh tentang cara berpikir, berasa, dan berkomunikasi dengan bahasa yang lebih logis dan tertata.
Namun, lain lagi ceritanya kalau yang dikonsumsi itu berupa majalah hiburan yang penuh gosip. Forum gaulnya berupa komunitas dugem; literatur utamanya koran-koran kuning, jadinya ya…, gitu deh…. Ragam bahasa elu-gue, oh-yes… oh-no.... yang bisa jadi akan lebih banyak mewarnai.
9. Contoh Teks Ceramah tentang Pergaulan Bebas
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat-Nya yang telah diberikan kepada kita semua. Shalawat serta salam tak lupa kita sanjungkan keharibaan nabi besar Muhammad SAW.
Bapak-bapak, ibu-ibu, dan teman-teman sekalian. Sekarang ini, kita berada di zaman kebebasan, yaitu zaman di mana nilai-nilai keagamaan yang kita anut sudah tidak lagi menjadi bingkai kita dalam berperilaku. Pergaulan bebas merupakan sesuatu yang marak terjadi saat ini. Hal ini merupakan penyakit yang menyerang pribadi-pribadi labil, seperti para remaja. Mereka mencoba hal apapun, tanpa mempedulikan batasan yang sudah ditetapkan oleh agama, lingkungan soial, dan hukum.
Pergaulan bebas sendiri diartikan sebagai suatu pergaulan yang tidak memiliki batasan, mengabaikan norma-norma agama, maupun masyarakat. Oleh karena itu, pergaulan bebas cenderung mengarah ke hal yang negatif, seperti seks bebas, pemaiakan narkoba, dan lain-lain.
Remaja-remaja kita yang merupakan generasi penerus bangsa telah dibutakan dengan pergaulan tanpa adanya batasan. Mereka tidak lagi mengenal mana yang benar dan mana yang salah. Oleh karena itu, banyak sekali remaja-remaja yang masih sekolah sudah kehilangan kehormatannya. Lemahnya iman dan kurangnya pemahaman agama bagi remaja juga dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya pergaulan bebas.
Sesungguhnya Islam telah mengatur etika pergaulan bagi remaja. Perilaku tersebut merupakan batasan-batasan yang dilandasi nilai-nilai agama. Oleh karena itu, sudah seharusnya para remaja memperhatikan dan melaksanakan etika-etika pergaulan dalam pandangan Islam untuk mencegah terjadinya sesuatu yang dilarang Allah SWT. Perilaku yang menjadi batasan dalam pergaulan di antaranya:
1. Menutup Aurat
Islam telah mewajibkan laki-laki dan perempuan untuk menutup aurat demi menjaga kebersihan diri dan kehormatan hati. Aurat merupakan anggota tubuh yang harus ditutupi dan tidak boleh diperlihatkan kepada orang yang bukan mahramnya. Disamping menutup aurat, pakaian yang dikenakan juga tidak boleh ketat, sehingga memperhatikan lekuk anggota tubuh, dan juga tidak boleh tipis atau transparan.
2. Menjauhi Perbuatan Zina
Pergaulan antara laki-laki dengan perempuan diperbolehkan selama masih ada batas dan tidak membuka peluang terjadinya perbuatan dosa. Islam adalah agama yang menjaga kesucian. Pergaulan di dalam Islam dilandasi oleh nilai-nilai kesucian. Dalam pergaulan dengan lawan jenis harus dijaga jarak, sehingga tidak ada kesempatan terjadinya kejahatan seksual yang dapat merugikan diri pelaku, keluarga, dan masyarakat sekitar.
Pergaulan bebas dilarang karena menyebabkan terjadinya perbuatan yang tidak terpuji, bahkan akan berakhir dengan suatu hal yang lebih buruk. Oleh karena itu, sebagai orang yang beragama, kita harus menjauhi perbuatan zina, dan membatasi pergaulan terhadap orang yang bukan mahramnya. Demikian saya akhiri ceramah pada hari ini, semoga bapak, ibu, dan teman-teman sekalian bisa mendapat pelajaran. Kurang lebihnya saya mohon maaf.
Wabilahi taufik wal hidayah, wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
10. Contoh Teks Ceramah tentang Sopan Santun pada Orang Tua
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh,
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, assholaatu was salamu ‘ala asrofil ambiak iwal mursalin wa ala alihi shohbihi wa man tabi’ahum biihsani ilaa yaumid dien... amma ba’adu.
Segala puja dan puji syukur kita panjatkan kehadiat Allah SWT, sholawat tak lupa kita curahkan kepada Sayyidana Muhammad SAW, beserta keluraga, sahabat, dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Hadirin sekalian, di mimbar ini izinkan saya menyampaikan pesan kebaikan yang berjudul "Sopan Santun Kepada Orang Tua".
Saudaraku yang dirahmati Allah, keridhaan Allah tergantung kepada ridha kedua orang tua kita, dan kemurkaan Allah bergantung kepada keduanya. Sudah sepantasnya sebagai anak untuk menghargai, menghormati, dan berlaku sopan santun kepada orang tuanya. Berbaktilah kepada kedua orang tua karena jasa keduanya menjadi sesab kita hadir dimuka bumi ini.
Carilah keridhaan Allah melalui bakti kepada kedua orang tua. Jika kita memperlakukan keduanya seperti raja, maka kita juga akan diperlakukan Allah seperti raja. Banyak kasus anak-anak yang durhaka, yang tidak memperdulian orang tuanya. Maka, Allah akan murka kepadanya, kehidupan mereka akan sengsara, bahkan matinya akan su’ul khotimah (akhir kematian jelek). Kebalikannya, anak-anak yang sopan, santun, dan selalu berbakti, maka kehidupannya akan diangkat derajadnya oleh Allah SWT.
Demikian ceramah singkat ini, mudah-mudahan bisa menjadi wasilah petunjuk dari Allah. Semoga kita menjadi anak yang saleh yang berbakti keada orang tua kita. Aamiiin.
Wa billahi taufik wal hidayah was salamu alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
0 komentar:
Posting Komentar