Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Dalam kegiatan membaca, kegiatan lebih banyak dititikberatkan pada keterampilan membaca daripada teori-teori membaca itu sendiri.
Membaca merupakan salah satu kegiatan berbahasa yang bersifat reseptif (reseptif artinya menerima) dan pasif. Mengapa demikian? Iya, karena pada saat membaca, seseorang hanya menerima dan mengolah informasi yang didapatkannya melalui kata-kata atau tulisan.
Jenis membaca itu bermacam-macam tergantung dari segi apa kita akan mengelompokkannya. Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara pembaca waktu melakukan kegiatan membaca, maka proses membaca dapat dibedakan menjadi dua, yaitu membaca nyaring dan membaca dalam hati.
Membaca Nyaring
Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis, baik yang berupa pikiran, perasaan, sikap, ataupun pengalaman penulis.
Keterampilan yang dituntut dalam membaca nyaring adalah berbagai kemampuan, diantaranya yaitu :
1. menggunakan ucapan yang tepat,
2. menggunakan frase yang tepat,
3. menggunakan intonasi suara yang wajar,
4. dalam posisi sikap yang baik,
5. menguasai tanda-tanda baca,
6. membaca dengan terang dan jelas,
7. membaca dengan penuh perasaan, ekspresif,
8. membaca dengan tidak terbata-bata,
9. mengerti serta memahami bahan bacaan yang dibacanya,
10. kecepatan bergantung pada bahan bacaan yang dibacanya,
11. membaca dengan tanpa terus-menerus melihat bahan bacaan,
12. membaca dengan penuh kepercayaan pada diri sendiri.
Membaca nyaring akan kita gunakan pada saat kita membacakan puisi di depan kelas, membacakan teks berita di depan kelas, membacakan pengumuman, membacakan cerita, membacakan dongeng, membacakan teks pidato, membacakan cerita pengalaman pribadi yang berkesan, dan lain sebagainya.
Intinya, membaca nyaring akan tepat digunakan pada saat kita dituntut membacakan teks bukan untuk diri kita sendiri, melainkan untuk orang lain.
Membaca dalam Hati
Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan tanpa menyuarakan isi bacaan yang dibacanya.
Keterampilan yang dituntut dalam membaca dalam hati antara lain sebagai berikut:
1. membaca tanpa bersuara, tanpa bibir bergerak, tanpa ada desis apapun,
2. membaca tanpa ada gerakan-gerakan kepala,
3. membaca lebih cepat dibandingkan dengan membaca nyaring,
4. tanpa menggunakan jari atau alat lain sebagai penunjuk,
5. mengerti dan memahami bahan bacaan,
6. dituntut kecepatan mata dalam membaca,
7. membaca dengan pemahaman yang baik,
8. dapat menyesuaikan kecepatan dengan tingkat kesukaran yang terdapat dalam bacaan.
Membaca cepat merupakan teknik membaca dengan memindahkan padangan mata secara cepat, kata demi kata, frase demi frase, atau baris demi baris. Teknik membaca cepat bertujuan agar pembaca dapat memahami bacaan dengan cepat. Cara membaca cepat:
1. Konsentrasi saat membaca.
2. Menghilangkan kebiasaan membaca dengan bersuara dan bibir bergerak.
3. Perluas jangkauan mata ketika membaca.
4. Tidak mengulang-ulang bacaan.
Metode yang digunakan dalam berlatih membaca cepat adalah :
(a) metode kosakata; metode yang berusaha untuk menambah kosakata.
(b) metode motivasi; metode yang berusaha memotivasi pembaca (pemula) yang mengalami hambatan.
(c) metode gerak mata; metode yang mengembangkan kecepatan membaca dengan menigkatkan kecepatan gerak mata.
Hambatan-hambatan yang dapat mengurangi kecepatan mambaca :
(a) vokalisai atau berguman ketika membaca,
(b) membaca dengan menggerakan bibir tetapi tidak bersuara,
(c) kepala bergerak searah tulisan yang dibaca,
(d) subvokalisasi; suara yang biasa ikut membaca di dalam pikiran kita,
(e) jari tangan selalu menunjuk tulisa yang sedang kit abaca,
(f) gerakan mata kembali pada kata-kata sebelumnya.
Menghitung Kecepatan Membaca
Sebelum menghitung, ada baiknya kita perhatikan kode yang akan digunakan berikut ini.
a) K : Jumlah kata yang dibaca
b) Wm : Waktu tempuh baca dalam satuan menit
c) Wd : Waktu tempuh baca dalam satuan detik
d) B : Sekor bobot perolehan tes yang dapat dijawab dengan benar
e) SI : Sekor ideal atau sekor maksimal
f) kpm : Kata per menit
Kecepatan membaca seseorang dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Membaca cepat bukan hanya untuk menyelesaikan bacaan sebanyak-banyaknya dengan waktu yang secepat-cepatnya, melainkan juga dituntut untuk memahami isi bacaan. Untuk itu muncullah apa yang disebut Kecepatan Efektif Membaca (KEM). KEM yaitu perpaduan kemampuan motorik visual (kecepatan) dengan kemampuan kognitif seseorang dalam membaca.
Menghitung Persentase Pemahaman Isi
Untuk mengetahui pemahaman isi seseorang atas apa yang dibacanya dapat menggunakan rumus:
Menghitung KEM
Untuk menghitung KEM seseorang dapat menggunakan rumus seperti di bawah ini:
Kecepatan membaca di atas masih harus disertai pemahaman isi minimal 70%
Studi di Amerika didapat kecepatan membaca:
Tingkat SD : 200 kpm
Tingkat SMP : 200 – 250 kpm
Tingkat SMA : 250 – 350 kpm
Tingkat PT : 350 – 400 kpm
Jika harus disertai pemahaman isi bacaan minimal 70%, maka KEM-nya sbb:
Tingkat SD : 200 x 70% = 140 kpm
Tingkat SMP : 200 – 250 x 70% = 140 – 175 kpm
Tingkat SMA : 250 – 350 x 70% = 175 – 245 kpm
Tingkat PT : 350 – 400 x 70% = 245 – 280 kpm
2. Latihan Mengenali Kelompok Kata :
Latihlah kedua hal di atas sampai Anda dapat mengenali dengan cepat sebuah kata dan kelompok kata (frasa). Dengan demikian, ketika proses membaca cepat dilakukan, pengenalan kata tidak tertinggal. Ibarat seorang pembalap, meskipun berkendara dengan kecepatan tinggi, Anda tetap awas atas apa-apa yang ada di depan, kiri dan kanan.
3. Latihan Mempercepat Gerakan
0 komentar:
Posting Komentar